Iklan 1

Advertisement

Herbisida Kontak dan Sistemik

      Herbisida merupakan zat kimia dengan kandungan bahan aktif yang digunakan dalam pengendalian gulma secara kimiawi. Penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana dengan memenuhi 6 (enam) tepat, yaitu: tepat mutu, tepat waktu, tepat sasaran, tepat takaran, tepat konsentrasi, dan tepat cara aplikasinya. Herbisida dapat dikelompokkan berdasarkan: cara kerjanya (kontak atau sistemik), selektivitasnya (selektif atau tidak selektif), dan waktu aplikasinya (pra-tumbuh atau pasca-tumbuh).

"Baca juga : Cara Kendalikan Hama, Patogen, Gulma Padi"

      Berdasarkan cara kerjanya, herbisida kontak mematikan bagian tumbuhan yang terkena herbisida terutama bagian yang berhijau daun, aktif berfotosintesis dan tidak ditranslokasikan ke organ bagian gulma yang lain. Herbisida kontak juga yang bekerja dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman hidup yang terkena larutan, jadi bagian tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali dan proses kerja pada herbisida ini pun sangat cepat. Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian yang berhijau daun dan aktif berfotosintesis. Herbisida kontak dapat membasmi gulma secara cepat, 2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati. Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian dan bila herbisida ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada gulma. Berikut bisa kita amati respon tanaman pada herbisida kontak :

                                            1                                                                                     2

                                         3                                                                                        4
 
 
Herbisida sistemik mematikan setelah diserap dan ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma terutama ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Herbisida ini mematikan gulma dengan cara menghambat fotosisntesis, menghambat respirasi, menghambat perkecambahan, dan menghambat pertumbuhan. Dengan demikian, proses pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama (panjang). Penggunaan herbisida sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Berikut merupakan respon tanaman terhadap herbisida sistemik:
 
                                        1                                                                                    2
 
                                            3                                                                                   4
 
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
1. Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
2. Cuaca cerah waktu menyemprot.
3. Tidak menyemprot menjelang hujan.
4. Keringkan areal yang akan disemprot.
5. Gunakan air bersih sebagai bahan pelarut.
6. Boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron.



Posting Komentar

0 Komentar