Iklan 1

Advertisement

Proses Pengolahan Minyak Kelapa


Pengolahan Minyak Kelapa


Kualitas minyak kelapa dari segi rasa lebih baik daripada minyak kelapa sawit. Selain menjadi minyak kelapa, kelapa juga memiliki diversifikasi pangan yang dapat berupa blondo, santan, gula kelapa, dan sebagainya. 
Nah berikut ini merupakan tahapan dalam pembuatan minyak kelapa :
1. Disintegrasi (Pemarutan)
   Minyak kelapa terkandung pada daging buah kelapa terutama pada bagian vakuola dalam sel-selnya. Penghalusan daging buah kelapa dengan diparut akan merusak sel-sel pada daging buah kelapa, sehingga memudahkan pengeluaran minyak kelapa dari dalam sel. 
2. Ekstraksi
    Ekstrasi dilakukan dengan menambahkan air pada parutan kelapa sehingga didapatkan santan yang mengandung minyak kelapa. Perbandingan air dengan parutan kelapa sebesar 1:1. Minyak kelapa yang tersimpan di dalam sel agar dapat keluar sehingga saat ekstraksi parutan kelapa yang telah ditambah air diperas.
     Hambali dan Suryani (2002) menyatakan bahwa Santan merupakan cairan yang berbentuk emulsi yang terdapat dua fasr cairan yakni fase terdispersi berupa minyak kelapa dan fase pendispersi berupa air.
3. Penyaringan
  Santan yang didapatkan dari proses ekstraksi dipisahkan dari ampas dengan menyaringnya menggunakan saringan santan.
4. Pemanasan
  Pemanasan santan ditujukan untuk menurunkan kadar air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang disebut blondo, sehingga didapatkan minyak kelapa.
Menurut Fachry, (2007) menyatakan bahwa temperatur optimum dalam menghasilkan minyak adalah pada pemanasan dengan temperatur 100 ˚C. Pemanasan pada suhu yang terlalu tinggi dapat membuat protein, lemak, dan antioksidan yang dikandung akan rusak.  

Rendemen dan Kualitas Minyak Kelapa


      Rendemen merupakan persentase perbandingan berat roduk yang dihasilkan dengan berat bahan bakunya. Meningkatnya rendemen minyak kelapa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingkat kematangan buah kelapa yang digunakan dan proses pemanasan.
      Pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan secara tradisional relatif mudah dan peralatan yang digunakan juga relatif sederhana, tetapi kualitas minyak kelapa yang dihasilkan kurang baik karena selama pemanasan pada suhu tinggi (100 – 110 derajat celcius) protein, lemak, dan antioksidan yang dikandung akan rusak. Selain itu, minyak yang dihasilkan tidak jernih dan tidak tahan lama, hanya bertahan sekitar 2 – 3 minggu (Setiaji dan Prayugo, 2006)
     Warna kuning pada minyak disebabkan oleh adanya senyawa karotenoid yang larut dalam minyak. Karotenoid merupakan pigmen warna yang tidak stabil dengan panas (Ketaren, 1986 dalam Susanto, 2012).

Posting Komentar

0 Komentar