Iklan 1

Advertisement

Cara Aplikasi Pupuk


Pupuk merupakan bahan organik ataupun anorganik yang ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Suatu lahan dengan kondisi yang berbeda akan berbeda pula cara aplikasi pupuk agar pupuk yang di aplikasikan lebih efesien. Cara pemberian pupuk yang tidak tepat pada tanaman akan mengakibatkan hara tidak terserap oleh tanaman sehingga pemupukan akan kurang efisien. Besarnya biaya pemupukan maka cara pemberian pupuk harus dapat dilakukan seefisien mungkin. Berikut beberapa cara aplikasi pupuk:
2.1  Cara pemberian pupuk dengan disebar
Pemupukan dengan cara disebar dilakukan di seluruh areal lahan yang akan ditanami yang dilakukan sebelum tanam ataupun sesudah ada tanamannya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pemupukan dengan cara disebar setelah terdapat tanamannya disebut juga dengan top dressing. Kelemahan cara pemberian pupuk dengan disebar diantaranya :
2.2.1        Penyebaran atau pencampuran pupuk tidak merata pada semua lapis olah.
2.2.2        Pemberian pupuk harus dalam jumlah besar
2.2.3        Aplikasi pupuk harus menggunakan alat ataupun tangan.

2.2  Cara pemberian pupuk dengan di benam
Pembenaman pupuk bisa dengan menggunakan alat yang sederhana.
2.2.1        Pembenaman lapis bajak
Pembenanam pupuk lapis bajak berupa pembenaman yang meletakkan pupuk dalam jalur yang tidak terputus pada dasar alur bekas bajak yang kemudian ditutup dengan pembalikan tanah alur berikutnya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Cara pemberian pupuk dengan pembenaman lapis bajak dianjurkan untuk tanah-tanah kering. Pada tanah dengan lapisan lempung berat, pembenaman dilakukan lebih dalam dan unsur hara tersedia bagi tanaman di musim kering karena unsur hara berada pada tanah yang lembab yang merupakan tempat akar tanaman berkumpul. Apabila dibandingkan dengan pemupukan dengan cara disebar, cara pembenaman lapis bajak ini akan mengurangi penyematan hara P dan K.
2.2.2        Pembenanam dalam pupuk N pada sawah
Pembenaman dalam pupuk N dilakukan dengan cara disebar yang kemudian sebelum diairi, dilakukan pembalikkan tanah atau pembajakan. Seteleah dilakukan pembajakan segera diairi untuk mengurangi nitifikasi oleh bakteri aerob yang merubah amoniak menjadi nitrat yang mudah terlindi. Cara pembenaman ini dapat meningkatkan hasil rata-rata hasilnya > 10% lebih banyak dibandingkan cara pemberian pupuk dengan disebar.
2.2.3        Pembenaman setempat
Pembenaman diaplikasikan pada barisan tanaman, pupuk diaplikasikan menurut jalur ataupun setempat dekat tanaman atau sepanjang barisan tanaman pada jarak tertentu dari benih atau tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Pupuk yang diberikan dalam jalur atau dekat dengan lubang tanaman muda, akan lebih banyak unsur hara yang terserap oleh tanaman. Hal ini mendorong pertumbuhan tanaman pada tingkat awal sehingga tanaman dapat disiang lebih awal, pemberantasan gulma lebih baik, dan kehilangan unsur hara P dan K dapat berkurang. Kerugian pemupukan dengan cara pembenaman setempat yakni kepekatan atau konsentrasi tinggi dari garam yang larut mengakibatkan kerusakan tanaman muda, terutama apabila pupuk yang diberikan terlalu dekat dengan benih atau tanaman.
2.3    Cara Pemberian Pupuk Melalui Daun
Pemberian pupuk melalui daun dengan cara penyemprotan pupuk ke bagian tanaman terutama daun dengan penyerapan unsur hara melalui stomata. Rosmarkam dan Yuwono, (2002) menyatakan bahawa terdapat kesulitan dalam pemupukan melalui daun diantaranya :
2.3.1        Pinggir daun terbakar karena larutan terlalu pekat
2.3.2        Hara yang dapat diberikan pada setiap pemberian rendah, sehingga perlu diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk sedang dan tinggi
2.3.3        Biaya persatuan hara tinggi
Aplikasi pupuk melalui daun pada umumnya bertujuan agar unsur hara cepat diserap oleh tanaman dan jumlah tidak berkurang akibat difiksasi oleh tanah.

2.4  Cara Pemberian Pupuk Melalui Udara
Pemupukan melalui udara biasanya digunakan pada tanah curam, sukar dilewati, pemupukan hara mikro untuk tanah yang luas, atau pemupukan diwilayah hutan dan padang rumput (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Baik pupuk cair ataupun pupuk padat dapat diaplikasikan melalui udara dengan menggunakan pesawat udara. Aplikasi pupuk melalui udara dilakukan atas dasar pertimbangan apabila alat pertanian di darat tidak dapat digunakan karena kondisi lahan dan cuaca. Namun dalam pemberian pupuk melalui udara juga harus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan relatif tinggi. Dalam upaya pemberian pupuk melalui udara agar efektif :
2.5.1        Aplikasi pupuk digabungkan dengan pemberantasan hama atau pekerjaan pemeliharaan lainnya yang melalui udara.
2.5.2        Pupuk yang diaplikasikan merupakan pupuk mikro
2.5.3        Pupuk memiliki kadar unsur hara yang tinggi

2.5  Cara Pemberian Pupuk dengan Injeksi ke dalam Tanah
Pupuk amoniak cair atau gas yang kadarnya sangat tinggi (83%) diberikan ke dalam tanah dengan injeksi untuk mengurangi kehilangan N karena penguapan dengan kedalaman injeksi umumnya 15-20 cm dari permukaan tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

2.6    Cara Pemberian Pupuk dengan Air Pengairan

Rosmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa pemupukan sistem sprinkle irrigation berupa pemberian air pengairan sekaligus memberi pupuk yang dilarutkan. Pupuk yang dilarutkan ditampung dalam tangki penampung, kemudian dipompa dan disemprotkan ke udara, sehingga membasahi tanaman yang hidup disekitarnya. Pupuk yang sering diaplikasikan dengan cara sprinkle irrigation adalah ammonia, asam fosfat, dan KCl.

DAFTAR PUSTAKA

Rosmarkam, A. dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius. 

Posting Komentar

0 Komentar