Iklan 1

Advertisement

Media PDA (Potato Dextrose Agar)

MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)

     

Aini dan Rahayu (2015) menyatakan bahwa pada media PDA adanya komposisi berupa karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan jamur yang ditumbuhkan. Sumber karbohidrat yang mudah ditemukan biasanya menggunakan dari jenis umbi-umbian. Pada jenis umbi-umbian memiliki berbagai kandungan karbohidrat yang cukup untuk mendukung pertumbuhan jamur.

Kesterilan peralatan dalam pembuatan media dan media PDA harus dijaga agar menghindari adanya gangguan dari bakteri dan spora melalui proses sterilisasi.  Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada agar tidak mengganggu dan merusak media maupun yang ditumbuhkan pada media. Adanya pertumbuhan bakteri dan spora pada media PDA menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri dan spora masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Apabila sterilisasi berlangsung sempurna, maka bakteri bahkan spora jamur yang merupakan bagian paling resisten dapat dimatikan sehingga tidak terdapat aktivitas mikroorganisme (Lay, 1992).

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121oC selama 15 menit. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15 menit pada suhu 121 derajat celcius, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Pelczar, 1986).   

 Media PDA ini sering digunakan sebagai media untuk menumbuhkan segala jenis jamur dan untuk mengamati morfologi jamur untuk keperluan identifikasi. Komposisi dalam pembuatan media PDA terdiri dari kentang, dextrose, agar-agar, dan air. Komposisi ini untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jamur sehingga dapat mendukung pertumbuhan jamur. Kentang digunakan sebagai sumber karbohidrat dan protein, dextrose yang sejenis dengan gula halus sebagai penambah karbohidrat, dan agar-agar berfungsi untuk memadatkan media PDA.

Pembuatan media PDA menggunakan kentang yang dikupas dan memotongnya menjadi bentuk dadu. Pemotongan kentang menjadi bentuk dadu akan memperbanyak sari kentang yang akan keluar. Potongan kentang berbentuk dadu memasukkan dan mendidihkannya pada 500 ml air. Penyaringan dilakukan untuk mengambil sari kentang. Penambahan air hingga volume 1 liter pada sari kentang dan mendidihkannya kembali. Setelah pendidihan, sari kentang didiamkan 5 menit untuk kemudian menambahkan dektrose dan agar-agar. Pengadukan hingga homogen dan memasukkannya pada erlenmeyer yang kemudian akan disterilkan.

Pensterilan media PDA dalam erlenmeyer bersamaan dengan pensterilan petridis dan tabung reaksi. Sebelumnya pencucian petridis dan tabung reaksi dengan sabun dan air bersih untuk kemudian mengeringkannya. Petridis dan tabung reaksi dibungkus dengan kertas agar uap air tidak membasahi bagian dalam petridis dan tabung reaksi. Pensterilan Petridis, tabung reaksi dan media PDA ke dalam autoklaf dengan suhu 121oC dan tekanan 1,5 atm selama 20-30 menit. Setelah pensterilan, media PDA dituangkan pada masing-masing Petridis dan tabung reaksi. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kontaminasi media PDA.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontaminasi diantaranya :
a.    Kebersihan pelaksana

Kebersihan pelaksana saat pembuatan media PDA ataupun inokulasi jamur pada media akan mempengaruhi kontaminasi. Pakaian seragam yang tidak bersih dapat menjadi sarana bagi mikroba penyebab kontaminasi. Pelaksana saat melakukan menempatan media PDA pada petridis atau tempat lain tangan pelaksana juga harus disterilkan dengan menggunakan alkohol. Pelaksana yang kurang sehat juga merupakan sumber kontaminasi sehingga harus sebaiknya tidak melaksanakan kegiatan.

b.    Sterilisasi tidak sempurna

Sterilisasi dilakukan untuk mematikan bakteri dan spora yang menempel baik pada peralatan maupun pada media PDA. Apabila proses sterilisasi tidak berjalan dengan sempurna karena tidak sesuai prosedur sterilisasi, maka membuat bakteri dan spora masih aktif dan nantinya mampu memicu adanya kontaminasi pada media PDA.

c.    Kesalahan prosedur pelaksanaan

Kesalahan presedur pelaksanaan juga dapat menimbulkan kontaminasi pada media PDA seperti pemakaian aquades yang diganti dengan air kran. Hal ini tentu berpengaruh karena air kran mengandung mikroorganisme yang banyak karena tidak melalui proses sterilisasi.

d.    Kondisi ruang penyimpanan

Ruang penyimpanan dapat mempengaruhi kontaminasi media PDA karena suhu dan kelmbaban yang tidak terjaga pada ruang penyimpanan. Penyimpanan media seharusnya dilakukan diruangan khusus yang tidak terdapat aktifitas yang dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme. Suhu, kelembaban, dan kesterilan ruang penyimpanan juga harus selalu dikontrol agar tidak mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur. 


Daftar Pustaka

Aini, N. dan Rahayu, T. 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta. 

Lay, B. W. dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press. 

Pelczar, M. dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Posting Komentar

0 Komentar