FAKTOR PENENTU PRODUKTIVAS TEBU
FAKTOR DAPAT DIKONTROL
1. Tanah/Lahan
Tanah mempengaruhi suatu produktivitas karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman tebu yang mendukung pertumbuhan tanaman tebu. Tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman memiliki sifat fisik, kimia, dan biologis yang baik. Sifat-sifat tanah tersebut dapat dikendalikan untuk membantu meningkatkan produktivitas tanah. Bila dilihat dari sifat fisik tanah, tanah yang porositasnya rendah dan strukturnya pejal dapat diupayakan dengan melakukan pembajakan untuk memperbaiki aerasi tanah. Bila dilihat dari sifat kimia, tanah yang memiliki pH yang rendah dapat diupayakan untuk dilakukan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah. Bila pH tanah terlalu tinggi, dapat dilakukan pemberian belerang untuk menurunkan pH tanah ke arah netral. Selain itu, ketersediaan unsur hara tanah yang rendah dapat dilakukan dengan pemupuka. Bila dilihat dari sifat biologi tanah, tanah yang jumlah dan aktivitas mikroorganismenya rendah maka dapat dilakukan penambahan bahan organik sehingga jumlah dan aktivitas MO bertambah.
2. Bibit/Varietas
Bibit tanaman tebu yang digunakan dapat mempengaruhi produktivitas tanaman tebu kedepannya. Apabila diinginkan produktivitas yang tinggi, maka digunakan bibit varietas yang memiliki sifat unggul yakni dapat melalui pesilangan 2 varietas tebu yang memiliki sifat unggul sehingga dapat diahsilkan varietas baru dengan mewarisi sifat unggul kedua tetua. Misalnya : varietas tebu A memiliki sifat tahan kekeringan, tahan hama dan penyakit, rendemen rendah disilangkan dengan varietas B dengan sifat rendemen tinggi, tidak tahan hama dan penyakit. Ini akan membantu menghasilkan varietas tebu dengan sifat yang unggul, sehingga dapat menunjang produktivitas tanaman tebu.
"Baca juga : Bibit Bud Chip Tanaman Tebu"
3. Pupuk
Pupuk ditambahkan pada suatu lahan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman tebu. Pupuk dapat mempengaruhi produktivitas karena jumlah dan jenis unsur hara yang ada di dalam pupuk yang diberikan ke tanaman harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Bila tanaman tebu pertembuhannya kerdil, maka dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK untuk memenuhi ketiga unsur dengan dosis sesuai kebutuhan. Bila pemupukan sebelumnya dosisnya kurang, maka dapat ditambah lagi sesuai anjuran. Apabila tanaman tebu hanya membutuhkan unsur K, maka dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk KCl. Ini dapat di lakukan dan dikendalikan oleh petani sesuai kebutuhan tanaman.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang intensif akan membantu dalam pertumbuhan tanaman tebu yang lebih baik. Pemeliharaan dapat meliputi penyiraman, penyiangan, bumbun, dan klentek. Penyiraman dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan air oleh tanaman, missal saat fase perbanyakan anakan dan pemanjangan batang tanaman membutuhkan air yang banyak maka dapat dilakukan penyiraman. Bila masuk fase pemasakan, maka intensitas air dikurangi untuk menghindari penurunan rendemen.
Penyiangan dilakukan bila kondisi gulma diantara tanaman tebu banyak dan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu.
Klentek dilakukan untuk mengurangi kelembaban agar fase pemasakan lebih cepat berlangsung dan mengurangi serangan hama dan penyakit, sehingga produktivitas yang keluar nantinya lebih tinggi. Rotasi pemeliharaan dapat diatur oleh pengelola tanaman sehingga dapat mendkung peningkatan produktivitas.
5. Tanam
Waktu tanam dapat ditentukan oleh pembudidaya dan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman tebu. Tanaman tebu bagus di tanam saat bulan Mei-Agustus. Pada bulan ini merupakan musim kemarau sehingga kebutuhan air dapat dapat diatur sedemikian rupa melalui irigasi.
Sistem penanaman bibit dapat mempengaruhi tinggi rendahnya suatu produktivitas tanaman yang dapat dikendalikan. Penanaman bisa diatur untuk mendapatkan produktivitas yang baik dengan memilih waktu yang tepat melakukan penanaman dan cara penanaman bibit yang tepat, sehingga nantinya didapatkan produktivitas yang tinggi dari suatu lahan. Cara penanaman pada bibit tebu bisa dipilih secara over lapping, double row atau end to end. Selain itu, peletakkan bibit pada juringan yang salah misalnya dengan posisi tunas tidak disamping namun menghadap kebawah, sehingga akan membuat pengurangan kemungkinan tumbuhnya tunas bibit tebu. Akibatnya produktivitas suatu lahan turun.
6. Tebang dan Angkut
Tebang dan angkut juga mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas. Penebangan tanaman tebu secara mekanisasi lebih efisien waktu, namun juga dapat menurunkan produktivitas lahan bila banyak batang tebu yang tidak terangkut dan terlindas oleh mesin pemanen.
Banyak batang tebu yang tidak terangkut di lahan maka jumlah produksi tebu akan menurun dan berakibat produktivitas tebu suatu lahan juga akan menurun.
Kebersihan tebu hasil pemanenan sangat berperan penting terhadap nilai rendemen. Semakin besar persentase kotoran yang terdapat pada tebu yang akan digiling maka rendemen yang dihasilkan akan menurun.
7. Biaya
Biaya akan mempengaruhi melalui pengadaan sarana dan prasarana produksi dalam budidaya.
8. SDM
Kualitas SDM juga dapat sebagai penentu produktivitas suatu tanaman. Hal ini karena, SDM yang sudah memahami betul kondisi lapangan dan memiliki pengetahuan yang cukup akan lebih tanggap terhadap kondisi tanaman budidaya sehingga dapat mendukung tercapainya produktivitas yang tinggi.
9. Alat
Alat merupakan salah satu faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas. Alat yang digunakan dalam budidaya mempengaruhi kefektifan dan efisiensi suatu pekerjaan. Misalnya penggunaan traktor roda 2 dengan implemennya dan penggunaan traktor roda 4 dengan implementnya. Pembajakan akan lebih dalam dan tanah hasil bajakan lebih gembur penggunaan traktor roda 4 dengan implement bajaknya, sehingga tanaman akan lebih bagus pertumbuhannya dan produktivitasnya akan tinggi.
0 Komentar