Pupuk
merupakan bahan organik ataupun anorganik yang ditambahkan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman. Suatu lahan dengan kondisi yang berbeda akan
berbeda pula cara aplikasi pupuk agar pupuk yang di aplikasikan lebih efesien.
Cara pemberian pupuk yang tidak tepat pada tanaman akan mengakibatkan hara
tidak terserap oleh tanaman sehingga pemupukan akan kurang efisien. Besarnya
biaya pemupukan maka cara pemberian pupuk harus dapat dilakukan seefisien
mungkin. Berikut beberapa cara aplikasi pupuk:
2.1 Cara pemberian pupuk dengan disebar
Pemupukan dengan cara disebar
dilakukan di seluruh areal lahan yang akan ditanami yang dilakukan sebelum
tanam ataupun sesudah ada tanamannya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pemupukan
dengan cara disebar setelah terdapat tanamannya disebut juga dengan top dressing. Kelemahan cara pemberian
pupuk dengan disebar diantaranya :
2.2.1
Penyebaran atau pencampuran pupuk tidak
merata pada semua lapis olah.
2.2.2
Pemberian pupuk harus dalam jumlah besar
2.2.3
Aplikasi pupuk harus menggunakan alat
ataupun tangan.
2.2 Cara pemberian pupuk dengan di
benam
Pembenaman pupuk bisa dengan
menggunakan alat yang sederhana.
2.2.1
Pembenaman lapis bajak
Pembenanam pupuk lapis bajak berupa
pembenaman yang meletakkan pupuk dalam jalur yang tidak terputus pada dasar
alur bekas bajak yang kemudian ditutup dengan pembalikan tanah alur berikutnya
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Cara pemberian pupuk dengan pembenaman lapis
bajak dianjurkan untuk tanah-tanah kering. Pada tanah dengan lapisan lempung
berat, pembenaman dilakukan lebih dalam dan unsur hara tersedia bagi tanaman di
musim kering karena unsur hara berada pada tanah yang lembab yang merupakan
tempat akar tanaman berkumpul. Apabila dibandingkan dengan pemupukan dengan
cara disebar, cara pembenaman lapis bajak ini akan mengurangi penyematan hara P
dan K.
2.2.2
Pembenanam dalam pupuk N pada sawah
Pembenaman dalam pupuk N dilakukan
dengan cara disebar yang kemudian sebelum diairi, dilakukan pembalikkan tanah
atau pembajakan. Seteleah dilakukan pembajakan segera diairi untuk mengurangi
nitifikasi oleh bakteri aerob yang merubah amoniak menjadi nitrat yang mudah
terlindi. Cara pembenaman ini dapat meningkatkan hasil rata-rata hasilnya >
10% lebih banyak dibandingkan cara pemberian pupuk dengan disebar.
2.2.3
Pembenaman setempat
Pembenaman diaplikasikan pada
barisan tanaman, pupuk diaplikasikan menurut jalur ataupun setempat dekat
tanaman atau sepanjang barisan tanaman pada jarak tertentu dari benih atau
tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Pupuk yang diberikan dalam jalur
atau dekat dengan lubang tanaman muda, akan lebih banyak unsur hara yang
terserap oleh tanaman. Hal ini mendorong pertumbuhan tanaman pada tingkat awal
sehingga tanaman dapat disiang lebih awal, pemberantasan gulma lebih baik, dan
kehilangan unsur hara P dan K dapat berkurang. Kerugian pemupukan dengan cara
pembenaman setempat yakni kepekatan atau konsentrasi tinggi dari garam yang
larut mengakibatkan kerusakan tanaman muda, terutama apabila pupuk yang
diberikan terlalu dekat dengan benih atau tanaman.
2.3
Cara
Pemberian Pupuk Melalui Daun
Pemberian pupuk melalui daun dengan
cara penyemprotan pupuk ke bagian tanaman terutama daun dengan penyerapan unsur
hara melalui stomata. Rosmarkam dan Yuwono, (2002) menyatakan bahawa terdapat
kesulitan dalam pemupukan melalui daun diantaranya :
2.3.1
Pinggir daun terbakar karena larutan
terlalu pekat
2.3.2
Hara yang dapat diberikan pada setiap
pemberian rendah, sehingga perlu diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk
sedang dan tinggi
2.3.3
Biaya persatuan hara tinggi
Aplikasi pupuk melalui daun pada
umumnya bertujuan agar unsur hara cepat diserap oleh tanaman dan jumlah tidak
berkurang akibat difiksasi oleh tanah.
2.4 Cara Pemberian Pupuk Melalui Udara
Pemupukan melalui udara biasanya
digunakan pada tanah curam, sukar dilewati, pemupukan hara mikro untuk tanah
yang luas, atau pemupukan diwilayah hutan dan padang rumput (Rosmarkam dan
Yuwono, 2002). Baik pupuk cair ataupun pupuk padat dapat diaplikasikan melalui
udara dengan menggunakan pesawat udara. Aplikasi pupuk melalui udara dilakukan
atas dasar pertimbangan apabila alat pertanian di darat tidak dapat digunakan
karena kondisi lahan dan cuaca. Namun dalam pemberian pupuk melalui udara juga
harus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan relatif tinggi. Dalam upaya
pemberian pupuk melalui udara agar efektif :
2.5.1
Aplikasi pupuk digabungkan dengan
pemberantasan hama atau pekerjaan pemeliharaan lainnya yang melalui udara.
2.5.2
Pupuk yang diaplikasikan merupakan pupuk
mikro
2.5.3
Pupuk memiliki kadar unsur hara yang
tinggi
2.5 Cara Pemberian Pupuk dengan Injeksi
ke dalam Tanah
Pupuk amoniak cair atau gas yang
kadarnya sangat tinggi (83%) diberikan ke dalam tanah dengan injeksi untuk
mengurangi kehilangan N karena penguapan dengan kedalaman injeksi umumnya 15-20
cm dari permukaan tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
2.6
Cara
Pemberian Pupuk dengan Air Pengairan
Rosmarkam dan Yuwono (2002)
menyatakan bahwa pemupukan sistem sprinkle irrigation berupa pemberian air
pengairan sekaligus memberi pupuk yang dilarutkan. Pupuk yang dilarutkan
ditampung dalam tangki penampung, kemudian dipompa dan disemprotkan ke udara,
sehingga membasahi tanaman yang hidup disekitarnya. Pupuk yang sering
diaplikasikan dengan cara sprinkle irrigation adalah ammonia, asam fosfat, dan
KCl.
DAFTAR PUSTAKA
Rosmarkam, A.
dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan
Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
0 Komentar